AKSI NYATA
MODUL 1.4. (BUDAYA POSITIF)
Arif
Wahyu Hidayat, S.Pd
Guru
SDN Makasar 06 Pagi
Calon
Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9 Jakarta
LATAR BELAKANG
Budaya positif adalah salah
satu ciri dari sekolah yang menanamkan karakter pada anak. Sekolah adalah salah
satu pembentuk karakter yang peranannya sangat penting dan utama. Karakter ini akan terbentuk dengan pembiasaan yang
diterapkan di sekolah dan contoh sikap keteladanan guru terhadap muridnya
sehingga akan menjadi sebuah pondasi kuat bagi anak dalam menjalani kehidupan
kedepannya baik sebagai diri sendiri, sebagai anggota keluarga maupun sebagai
anggota masyarakat. Salah satu tugas guru adalah melakukan pengajaran yang
menuntun, agar anak-anak memiliki karakter kuat, yang dituangkan dalam visi,
misi, tujuan dan program sekolah. Hal ini sesuai dengan makna pendidikan
menurut Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara : “Adapun maksud pendidikan
yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya”.
Sebagai guru berkewajiban
membangun sebuah komunitas di sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar
menjadi manusia berbudaya yang tidak hanya untuk pribadinya, tapi juga berdampak
pada masyarakat. Mengacu pada dasar Negara kita yaitu Pancasila beberapa
karakter yang dapat kita terapkan untuk pembudayaan disekolah diantaranya
Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Gotong Royong,
Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Mandiri. Karakter seperti ini bisa
menyiapkan anak-anak menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan seperti tujuan pendidikan sendiri.
Budaya positif menciptakan
suasana pembelajaran yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Dalam membangun
budaya positif di sekolah, diperlukan kolaborasi yang baik antar semua elemen
di sekolah agar saling memahami, mengerti dan menjadi sebuah keyakinan sekolah.
Untuk mewujudkannya perlu adanya penerapan disiplin budaya positif di sekolah
yaitu melalui proses pembentukan keyakinan kelas dan pelaksanaan segitiga
restitusi.
TUJUAN
Tujuan dari rencana aksi ini adalah:
- Menumbuhkan
motivasi Instrinsik pada siswa.
- Menumbuhkan
karakter anak sesuai profil pelajar Pancasila.
- Membuat
kesepakatan kelas dengan tujuan untuk meumbuhkan dan membiasakan anak
menjadi mandiri, disiplin, saling menghormati dan bertanggung jawab.
- Dengan adanya
keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi diharapkan dapat
menumbuhkan budaya disiplin positif pada siswa, terutama dalam perilaku
sehari-hari siswa di sekolah.
- Menumbuhkan
suasana pembelajaran yang nyaman bagi siswa sehingga mereka bisa tumbuh
sesuai potensinya masing-masing.
- Membangun kolaborasi yang baik antar warga sekolah dalam menumbuhkan budaya positif.
TOLAK UKUR KEBERHASILAN
Tolak ukur keberhasilan aksi nyata ini adalah :
- Terbentukanya
keyakinan kelas yang disepakati bersama antara murid dan guru
- Murid menjadi
bertanggung jawab dan mampu menerapkan serta menjalankan keyakinan kelas
yang telah dibuat bersama.
- Timbunya
pembelajaran yang menyenangkan dari budaya disiplin positif, serta
hubungan yang harmonis antara guru dan murid.
- Tumbuhnya sikap
saling menghargai, saling menghormati dan saling mendukung antar warga
sekolah
LINI MASA TINDAKAN
YANG AKAN DILAKSANAKAN
- Pembuatan
rencana program rencana aksi nyata
- Berkoordinasi
dengan kepala sekolah mengenai program aksi nyata budaya positif
- Membuat
keyakinan kelas bersama murid-murid berdasarkan kesepakatan kelas yang
sudah terbentuk.
- Sosialisasi
konsep budaya positif dengan teman sejawat disekolah
- Melaksanakan
pengimbasan kepada rekan sejawat tentang konsep budaya positif
- Berkolaborasi
dengan teman sejawat dalam membuat keyakinan kelas sesuai kesepakatan
kelasnya masing-masing
- Memantau, mengevaluasi,
merefleksi hasil keyakinan kelas dan melakukan tindak lanjut evaluasi
DUKUNGAN YANG
DIBUTUHKAN
Dukungan yang dibutuhkan dalam menerapkan aksi nyata ini adalah:
- Dukungan dari
kepala sekolah dalam bentuk kebijakan
- Kesempatan
untuk mensosialisasikan aksi nyata.
- Partisipasi dan
keinginan dari warga sekolah untuk menjalankan aksi nyata
- Partisipasi dan
dukungan wali murid terhadap penerapan budaya positif.
- Sarana dan prasarana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar