runtext

SALAM CERDAS BUAT GENERASI PELAJAR YANG HAUS AKAN ILMU PENGETAHUAN

Kamis, 26 Maret 2020

Budi Daya Tanaman Obat

Budi Daya Tanaman Obat

A. Jenis-Jenis Tanaman Obat
1.      Temulawak
Rimpang temulawak sudah lama digunakan sebagai bahan ramuan obat oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati penyakit maag, sembelit, sariawan, cacar air, asma, dan sakit kepala.
2.      Jeruk Nipis
Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Buah jeruk nipis dapat mengobati penyakit batuk, influenza, demam, sembelit, dan bau badan
3.      Sirih
Daun sirih umumnya digunakan untuk mengobati penyakit bau mulut, sakit gigi, keputihan,
4.      Patah Tulang
Hampir seluruh bagian tanaman patah tulang dapat digunakan sebagai obat. Akar dan rantingnya dapat mengobati penyakit lambung, rematik, dan nyeri syaraf. Bagian batang kayu dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit, sakit gigi, dan radang telinga. Getahnya dapat mengobati sakit gigi, tetapi jika terkena mata, dapat menyebabkan kebutaan. Cabang dan rantingnya jika dibakar dapat mengusir nyamuk.
B. Sarana Produksi dan Tahapan Budi Daya Tanaman Obat
1.    Sarana Produksi Budi Daya Tanaman Obat
a.    Bahan
1)      Benih atau bibit
Cikal bakal tanaman, Benih tanaman obat dapat berupa biji untuk pembibitan secara generatif dan berupa stek, sambung, okulasi, rimpang, dan tunas. Bibit yang ditanam merupakan bibit sehat dan seragam pertumbuhannya.
2)      Pupuk
Pertumbuhan tanaman akan baik bila kandungan unsur hara tanah cukup tersedia. Pupuk untuk tanaman obat dianjurkan dari bahan alami (pupuk kandang atau kompos). Pupuk kimia cepat diserap tanaman,  tetapi dikhawatirkan menimbulkan efek farmakologis terhadap tanaman obat dan meninggalkan residu kimia yang mempengaruhi tanaman obat.
3)      Media tanam
Pilih tanah yang gembur dan subur. Tanah yang baik dan subur dapat terlihat dari tekstur tanah yang gembur dan komposisinya seimbang antara tanah liat, pasir, dan remah. Jika tanah kurang subur maka bisa ditambahkan atau dicampurkan pasir, kompos, pupuk kandang atau sekam.
4)      Pestisida
Mengatasi gangguan hama dan penyakit pada tanaman obat. Jenis pestisida yang dianjurkan berupa pestisida alami/nabati yang berasal dari tumbuhan. Hal ini dilakukan agar pestisida yang diberikan tidak mempengaruhi kualitas tanaman obat dan menimbulkan residu kimia pada tanaman obat.
b.   Peralatan
     Menanam di Kebun/Pekarangan
1)      Cangkul untuk membuat bedengan.
2)      Garpu untuk menggemburkan tanah.
3)      Kored untuk membersihkan gulma.
4)      Gembor untuk menyiram tanaman.
     Menanam di Lahan Terbatas/Tidak ada Lahan
1)     Polybag pot atau wadah dari limbah botol mineral.
2)     Sekop untuk memasukkan media tanam ke  dalam wadah.
3)     Cangkul.
2. Tahapan Budi Daya Tanaman Obat
a.   Pembibitan
1) Perbanyakan generative
      Perbanyakan generatif tanaman dilakukan dengan biji. Biji dapat disemai di polybag atau bak persemaian.
  2) Perbanyakan vegetatif
       Vegetatif alami dilakukan dengan tunas, rhizome, geragih, tunas, umbi batang, dan umbi lapis. Vegetatif buatan dilakukan dengan cara stek, runduk, okulasi, menyambung, dan cangkok.
b.   Pengolahan tanah
Kondisi tanah yang gembur penting untuk pertumbuhan tanaman obat, khususnya untuk perkembangan rimpang pada tanaman temu-temuan. Jenis tanaman obat semusim atau tanaman berbentuk perdu membutuhkan bedengan untuk tempat tumbuhnya, tetapi tanaman obat tahunan tidak membutuhkan bedengan.
c.    Penanaman Lubang dan alur tanam dibuat pada bedengan. Jarak lubang tanam disesuaikan dengan kondisi tanah dan jenis tanaman. Saat penggalian lubang tanam, sebaiknya tanah galian tersebut dicampur dengan pupuk kandang atau kompos.
d.   Pemeliharaan
1) Penyiraman Frekuensi penyiraman dapat diatur sesuai dengan kondisi kelembapan tanah. Sebaiknya penyiraman dilakukan setiap hari, saat pagi dan sore. Sistem pembuangan air juga perlu diperhatikan karena beberapa jenis tanaman obat tidak tahan genangan air.
2) Penyulaman adalah penanaman kembali tanaman yang rusak, mati atau tumbuh tidak normal
3) Pemupukan Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik (pupuk alami). Penggunaan pupuk anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan pengaruh kurang baik bagi senyawa/kandungan berkhasiat obat pada tanaman obat.
4) Penyiangan. Gulma harus dilakukan agar tidak ada kompetisi antara tanaman budi daya dan gulma dalam mendapatkan hara dan cahaya matahari.
5) Pembumbunan. Dilakukan dengan tujuan untuk memperkukuh tanaman, menutup bagian tanaman di dalam tanah seperti rimpang, umbi atau akar, serta memperbaiki aerasi tanah.
6) Pengendalian OPT (Organisme Penggangu Tanaman) Pngendalian mekanis dilakukan dengan cara menangkap OPT dan membuang bagian tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida, disarankan menggunakan pestisida alami.
e. Panen dan Pascapanen
1) Daun Pemanenan. Umur petik daun tiap tanaman juga berbeda, ada yang dipanen saat daun masih muda,
2) Rimpang. Dapat dipanen pada umur 8-12 bulan.
3) Biji. Kadar air biji saat dipanen berbedabeda, bergantung pada umur panen tanaman obat tersebut. Makin tua umur biji, makin rendah kadar airnya, sebaiknya hindari tempat lembap untuk penyimpanan.
4) Akar. Akar yang mengandung banyak air pengeringannya dilakukan secara perlahan-lahan untuk menghindari pembusukan dan fermentasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar